5 Penyebab Darah Rendah yang Patut Anda Waspadai dan Cara Mengobatinya
Berbicara soal darah rendah berarti merujuk pada tekanan darah rendah atau yang dalam istilah medis disebut hipotensi. Kondisi ini memang tidak sepopuler lawannya, tekanan darah tinggi (hipertensi), namun bukan berarti tekanan darah rendah adalah sesuatu yang baik. Berbeda dengan hipertensi yang lebih banyak disebabkan oleh gaya hidup, gejala dan penyebab darah rendah sangatlah beragam.
Pada kondisi ringan, darah rendah seringkali disertai gejala seperti pusing, mual, pandangan berkunang-kunang, kelelahan, napas pendek, kehilangan konsentrasi, hingga pingsan. Penurunan tekanan darah yang ekstrim dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa. Pada saat ini, pertolongan medis darurat sangat dibutuhkan untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti syok maupun serangan jantung.
Kapan darah rendah terjadi?
Ketika mengukur tekanan darah, akan ada dua angka yang terlibat, angka atas yang disebut tekanan sistolik dan angka bawah yang disebut tekanan diastolik. Kedua angka tersebut diukur dalam satuan milimeter merkuri (mm/Hg).
Angka atas (tekanan sistolik)
Yang dimaksud tekanan sistolik adalah tekanan pada arteri Anda setiap jantung berdetak. Tekanan sistolik ditentukan ketika denyut nadi tidak terdengar lagi akibat tekanan manset (alat seperti kain yang dipasang di lengan) lebih kuat menekan daripada tekanan dari pemompaan jantung.
Angka bawah (tekanan diastolik)
Tekanan diastolik menunjukkan seberapa besar tekanan arteri di antara detak jantung Anda. Angka dari tekanan ini akan ditemukan ketika manset dikempiskan, di mana detak jantung kembali terdengar.
Anda disebut memiliki tekanan darah rendah apabila memiliki pembacaan tekanan darah sistolik lebih rendah dari 90 mm/hG, atau lebih rendah dari 60 mm/Hg untuk diastolik.
Penyebab darah rendah
Penurunan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba dapat menyebabkan Anda merasa pusing dan pingsan. Ada beragam kondisi yang dapat menyebabkan turunnya tekanan darah pada tubuh Anda, di antaranya:

Kehamilan
Sebagian wanita mengalami tekanan darah rendah saat sedang hamil. Umumnya kondisi ini tidak menyebabkan masalah tertentu dan tidak membutuhkan pengobatan. Pada kondisi normal, tekanan darah akan kembali normal saat masuk trimester ketiga.
Tekanan darah rendah selama hamil disebabkan oleh keluarnya hormon progesteron yang menyebabkan kendurnya dinding pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke tubuh Anda dan bayi. Adakalanya tekanan darah rendah menjadi indikasi adanya masalah lain, seperti misalnya kehamilan ektopik, untuk itu sangatlah penting bagi dokter untuk terus memantau tekanan darah Anda dalam setiap perkembangan usia kehamilan.
Problem jantung
Ketika Anda mengalami serangan jantung, aliran darah ke bagian jantung tersumbat. Terkadang hal ini menyebabkan tekanan darah turun. Rendahnya tekanan darah ketika mengalami problem jantung dapat disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti jantung memompa lebih sedikit darah akibat jaringan yang rusak, sebagai respon rasa sakit yang dialami, atau ketika sistem saraf parasimpatis mengalami overdrive.

Beberapa kondisi jantung lain juga dapat menyebabkan tekanan darah rendah, misalnya seperti detak jantung yang sangat rendah (bradikardia), adanya masalah katup jantung dan gagal jantung.
Dehidrasi
Baik demam, muntah, diare parah, olahraga yang terlalu berat, dan konsumsi diuretik berlebihan dapat memicu dehidrasi yang berpotensi serius menyebabkan tubuh kehilangan lebih banyak air. Apabila tidak segera diatasi, dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi yang membahayakan jiwa seperti tekanan darah rendah.
Mempertahankan volume darah yang normal diperlukan agar darah dapat mencapai semua jaringan tubuh. Namun ketika Anda dehidrasi, volume darah bisa berkurang, inilah yang kemudian menyebabkan tekanan darah turun. Saat tekanan darah turun terlalu rendah, organ di dalam tubuh tidak akan menerima oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan. Kondisi ini berpotensi menyebabkan Anda mengalami syok.
Pendarahan
Pendarahan baik yang bersifat sedang maupun parah seperti trauma kecelakaan, komplikasi pembedahan, kelainan gastrointestinal (seperti ulkus, tumor atau divertikulosis), dapat dengan cepat menyebabkan darah di dalam tubuh habis. Banyaknya darah yang keluar dari dalam tubuh memicu penurunan tekanan darah atau hipotensi ortostatik. Penurunan tekanan darah yang sangat rendah dapat memicu terjadinya syok hingga kematian yang lebih cepat.
Reaksi alergi parah (anafilaksis)
Reaksi alergi seperti kemerahan maupun gatal-gatal sering dikenal sebagai reaksi alergi ringan. Namun ketika reaksi alergi berkembang menjadi kesulitan bernapas, sesak napas, rasa sakit di dada, perubahan warna kulit, dan kehilangan kesadaran, maka reaksi alergi ini disebut dengan istilah anafilaksis.
Reaksi alergi parah ini dapat terjadi ketika Anda makan makanan tertentu seperti kacang mede, tiram, udang, ikan, susu, telur; disengat lebah; alergi pada bahan lateks; atau setelah mengonsumsi obat tertentu seperti misalnya antibiotik, obat anti kejang, vaksin tertentu, atau cairan pasca pembedahan. Apabila dibiarkan berkembang, maka gejalanya dapat memburuk seperti penurunan tekanan darah yang ekstrim, kehilangan kesadaran hingga kematian. Inilah mengapa ketika reaksi alergi berkembang dan Anda merasakan kesulitan bernapas, maka sebaiknya tidak menunda untuk mendapatkan pertolongan medis darurat di rumah sakit.
Cara mengobati tekanan darah rendah
Mengobati hipotensi umumnya dimulai dengan mencari tahu apa penyebabnya. Ketika penyebabnya telah ditemukan, akan lebih mudah untuk menentukan pengobatan seperti apa yang sebaiknya diberikan.
Tidak semua tekanan darah rendah bahkan membutuhkan pengobatan. Seperti misalnya saat hamil, Anda mungkin hanya perlu banyak beristirahat dan menunggu hingga usia kehamilan Anda bertambah. Penting dicatat, apabila Anda mengalami gejala lain yang mengganggu saat sedang hamil, maka jangan menunda untuk mengatakannya pada dokter kandungan Anda.
Pengobatan hipotensi atau tekanan darah rendah diberikan melalui beberapa cara, di antaranya:

Resusitasi cairan
Metode ini digunakan untuk meningkatkan volume darah, yang dilakukan dengan memasukkan cairan ke dalam darah. Misalnya cairan intravena, plasma atau transfusi darah.
Membuat pembuluh darah menyempit
Sama seperti adanya obat yang dapat menurunkan tekanan darah pada hipertensi, ada pula obat yang diberikan untuk membuat pembuluh darah menyempit. Ketika pembuluh darah berhasil menyempit, maka tekanan darah akan kembali naik.
Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah rendah (hipotensi ortostatik), seperti dilansir Mayo Clinic, misalnya obat fludrokortison (berfungsi meningkatkan volume darah untuk mengobati tekanan darah rendah), midodrine (berfungsi untuk meningkatkan tekanan darah pada orang dengan hipotensi ortostatik kronis, yang bekerja dengan membatasi kemampuan pembuluh darah untuk berkembang.)
BACA JUGA: 6 Cara Menurunkan Darah Tinggi Secara Alami Tanpa Obat
Salah satu cara sederhana yang dapat dilakukan di rumah untuk meningkatkan tekanan darah adalah menambahkan lebih banyak garam pada makanan yang dikonsumsi. Pun demikian, sebaiknya asupan garam tidak melebihi rekomendasi harian, yaitu 1 sdt per hari, agar tidak memicu penyakit lain seperti gagal jantung.