Tentang Keputihan Saat Hamil, Penyebab dan Cara Menanganinya
Mengalami keputihan saat hamil bisa membuat ibu merasa khawatir. Terutama bagi yang pertama kali mengalami kehamilan. Namun sebenarnya kondisi ini merupakan gejala yang wajar, selama jenis keputihannya pun tidak menunjukkan tanda yang signifikan.
Keputihan ada yang termasuk dalam kategori normal dan tidak normal. Bila tidak normal, tentunya perlu pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Lantas bagaimana dengan kondisi ibu yang sedang hamil? Keputihan dalam kondisi hamil bisa terjadi karena berbagai penyebab. Untuk menemukan solusinya, kita perlu menelaah penyebab tersebut. Paling sering, penyebabnya adalah faktor kebersihan.
Untuk mengetahui lebih lanjut, mari mengetahui dengan jelas penyebab dan cara menanggulangi kondisi ini saat hamil. Serta bagaimana risiko yang dapat berdampak pada kehamilan.
Mengenal keputihan saat hamil yang berbahaya
Langsung kepada poin permasalahan yang terbayang dalam benak ibu bila mengalami hal ini. Apakah keputihan saat hamil berbahaya? Sesungguhnya kondisi ini tergolong normal, akan tetapi bisa menjadi berbahaya jika terjadi beberapa gejala yang signifikan.
Misalnya ketika keputihan berubah warna dari bening menjadi lebih kuning, hijau, gelap, terasa gatal atau bahkan mengeluarkan aroma tidak sedap dan muncul tekstur yang pekat. Hal ini menandakan kemungkinan ada perkembangan bakteri atau infeksi di dalam. Jika mengalami kondisi tersebut, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan penanganan yang sesuai dengan diagnosa.
Jadi kesimpulannya, keputihan tersebut mungkin normal. Namun, tetap perhatikan perubahan gejala dan kondisi yang Anda rasakan. Bila mulai ada perubahan gejala yang lebih serius seperti di atas, ada kemungkinan kondisi mengalami perubahan ke tahap perlu perawatan.
Yang tidak banyak orang ketahui, keputihan di masa kehamilan ternyata memberikan manfaat kesehatan tertentu. Di antaranya adalah menjaga keseimbangan kadar mikroorganisme baik di dalam vagina. Selain itu, juga dapat meluruhkan sel mati yang masih ada di dalamnya. Dengan keseluruhan manfaat tersebut, dampak baik berikutnya adalah melindungi dari infeksi.
Infeksi bakteri penyebab keputihan dan gejalanya
Kebanyakan penyebab keputihan pada saat hamil adalah kebersihan. Namun demikian, kebersihan organ intim sebenarnya bukan hanya tentang apa yang kita pakai atau self hygiene, tapi mungkin juga apa yang kita makan bisa berpengaruh. Misalnya, makanan manis yang terlalu banyak bisa mempengaruhi perkembangan mikroorganisme yang merugikan.
Sedangkan dari faktor kebersihan organ intim, paling sering adalah tentang keseimbangan perkembangan mikroorganisme baik di vagina. Namun, ada kalanya jumlah bakteri baik ini menurun, salah satunya adalah saat terjadi Vaginosis Bakterialis. Sejenis infeksi bakteri yang menyebabkan penurunan flora normal atau bakteri baik dan meningkatnya Streptococcus Grup B.
Gejala munculnya kondisi ini adalah rasa gatal hingga perih pada area intim, muncul cairan keputihan yang mungkin berwarna, sakit bila buang air kecil serta ketika sedang melakukan hubungan badan.
Meski ada yang bisa sembuh secara alami, akan tetapi pada ibu hamil sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Sebab kondisi ini bisa menimbulkan beberapa risiko kehamilan seperti keguguran atau kondisi seperti radang panggul.
Infeksi jamur
Selain infeksi pada poin sebelumnya, ada juga yang disebabkan oleh jamur. Hal ini bisa terjadi karena adanya peningkatan produksi dan aktivitas hormonal selama kehamilan. Kondisi ini merangsang pertumbuhan jamur candida lebih banyak pada vagina dan muncul infeksi.
Perhatikan beberapa gejala ini yang merupakan ciri infeksi jamur. Yang pertama adanya keputihan yang bertekstur atau menimbulkan gumpalan, muncul aroma asam,terjadi kemerahan di bibir vagina dan rasa gatal. Hampir sama dengan infeksi bakteri, dapat menyebabkan rasa sakit ketika buang air kecil maupun berhubungan intim. Periksakan diri ke dokter supaya mendapat kepastian diagnosa dan pengobatan yang sesuai.
Trikomoniasis
Keputihan bisa muncul juga akibat parasit dan menyebabkan trikomoniasis. Yakni sebuah penyakit menular seksual yang menyebabkan keputihan berupa cairan menggumpal warna kuning kehijauan dengan rasa gatal seperti terbakar. Aroma yang muncul juga biasanya tidak sedap.
Kondisi trikomoniasis perlu penanganan dokter dengan segera, karena bisa menyebabkan risiko keguguran pada ibu hamil. Selain itu, juga bisa berdampak pada kondisi janin atau kelahiran yang bermasalah. Dokter umumnya akan melakukan diagnosa lebih dahulu dan memberikan resep obat yang sesuai seperti antibiotik.
Mencegah keputihan saat hamil
Tentunya ada beberapa cara untuk senantiasa menjaga kesehatan organ intim ketika hamil. Kuncinya adalah menjaga kebersihan, asupan makanan dan mengelola stres.
Salah satu cara yang bisa kita lakukan adalah menggunakan celana dalam yang bersih dan menggantinya secara berkala. Bersihkan vagina dengan air atau menggunakan pembersih sesuai dengan saran dokter saja. Sebab pada dasarnya tubuh kita memiliki kemampuan self cleansing dan bila perlu membersihkan, maka gunakan produk yang sesuai tingkat keasamannya atau level PH dengan vagina.
Jaga pola makan dengan asupan yang seimbang agar tidak terjadi kelebihan kadar gula yang bisa meningkatkan risiko diabetes dan perkembangan mikroorganisme merugikan. Di samping itu, jangan lupa untuk berkomitmen dengan pasangan untuk saling terbuka mengenai riwayat hubungan badan dan kesehatan organ intim bahkan sejak sebelum program hamil.
BACA JUGA: Keputihan Warna Kuning Apakah Berbahaya? Ini Penjelasannya
Hal ini bertujuan agar bisa saling menjaga kesehatan satu sama lain serta mengantisipasi adanya kondisi yang tak diinginkan. Dengan demikian, juga menjaga kualitas hubungan dengan pasangan.