Begini Aturan Jarak Vaksin Pertama dan Kedua


Vaksin dosis primer dan booster memiliki rentang masing-masing. Jarak vaksin pertama dan kedua, tergantung dari jenis vaksin yang kita pilih. Sedangkan vaksin booster biasanya paling cepat adalah 3 bulan. 

Pada perjalanannya, durasi jarak vaksin ini mengalami penyesuaian sehingga beberapa jenis vaksin dan dosis bisa berlangsung lebih cepat. Hal ini tentunya dengan pengawasan dan persetujuan institusi kesehatan di masing-masing negara dan WHO sebagai organisasi kesehatan dunia. 

Lalu bagaimana sebenarnya aturan detail untuk bisa melakukan vaksin? Dan bagaimana bila ternyata jarak vaksin kita ada yang terlambat? Begini penjelasannya. 

Jarak vaksin pertama dan kedua

Tabel jarak vaksin booster dan anjuran dosis
[Sumber gambar]
Dosis vaksin pertama dan kedua merupakan vaksin primer. Sebelum mendapatkan vaksin booster, kita perlu lebih dulu mendapatkan vaksin primer ini. 

Seperti yang sudah kita bahas, jarak antara vaksin pertama dan kedua tergantung pada jenis vaksin yang kita pilih. Vaksin Sinovac misalnya, jarak antara dosis 1 dan 2 adalah 14 hari. Sementara Sinopharm dan Novavax adalah 21 hari. Vaksin AstraZeneca, Moderna dan Pfizer adalah 28 hari. Vaksin 1 dan vaksin kedua adalah satu jenis vaksin yang sama. 

Jarak vaksin kedua dan ketiga, bagaimana jika telat?

Vaksin booster adalah vaksin dosis ke-3 yang saat ini peruntukannya untuk warga masyarakat yang sudah menerima dosis primer dan berusia 18-59 tahun. Bila kita sudah bisa mendapatkan vaksin booster, biasanya mendapat e-ticket di aplikasi Peduli Lindungi. Sementara itu jarak minimal dari vaksin kedua adalah 3 bulan.

Lalu, bagaimana bila jarak vaksin pertama dan kedua atau vaksin primer dan booster lebih dari 6 bulan? Hal tersebut kemungkinan besar kita terlambat mendapat vaksin berikutnya, sehingga pemerintah menyarankan untuk vaksin ulang. 

Untuk lebih lanjutnya, kita bisa meminta keterangan dan bantuan dari koordinator penyelenggara vaksin di tempat masing masing bila kesulitan mendapatkan vaksin tersebut. 

Bila memiliki kesempatan untuk menyegerakan vaksin booster sesuai jadwal, sebaiknya kita segerakan supaya tidak terlambat. 

Melengkapi jarak vaksin pertama dan kedua dengan booster

Vaksin dosis satu dan dua kita sebut sebagai vaksin primer. Merupakan dua vaksin inti yang sebaiknya kita penuhi demi mendapatkan proteksi dasar. Sementara ada juga vaksin dosis tiga yang merupakan booster atau penguat. 

Dasar dari perlunya mendapat vaksin booster ini adalah karena varian virus yang terus bermutasi sepanjang pandemi yang lalu. Sehingga vaksin dosis ketiga ini bisa memberikan perlindungan ekstra dari varian baru seperti Omicron yang sempat muncul sebagai gelombang ketiga. 

Sebaiknya, ketiga dosis ini kita lengkapi, karena pada dasarnya virus ini probabilitas keberadaannya masih ada. Yang membuat Covid-19 saat ini nampak jauh berkurang adalah karena masyarakat sebagian besar sudah mendapatkan vaksinasi. Meski demikian, para ahli dan Kementerian Kesehatan di masing-masing negara tetap menganjurkan kita untuk waspada. 

Vaksin ketiga di Indonesia menjadi syarat bermobilitas bagi warga yang ingin keluar kota, keluar pulau, bahkan keluar negeri. Hal tersebut sebagai antisipasi warga menjadi carrier virus ke lokasi lainnya. Apalagi dengan sibuknya jalur transportasi dan mobilisasi masyarakat di negara kita. 

Perbedaan vaksin dan obat Covid-19

Awalnya, banyak yang masih protes. Buat apa vaksin kalau masih bisa terpapar? Hal tersebut karena vaksin dan obat Covid-19 adalah dua hal yang berbeda. Keduanya juga tak membuat kita ‘kebal’ virus Corona secara absolut. 

Vaksin adalah bentuk usaha untuk melindungi kita dari virus tertentu. Jenis vaksin sendiri ada banyak, tergantung penyakitnya. Cara kerja vaksin adalah ‘melatih’ imunitas kita seakan pernah mendapatkan memori terhadap virus tersebut. 

Yang masuk ke dalam tubuh pun merupakan sel virus yang telah dilemahkan atau modifikasi RNA. Jadi, bukan microchip seperti kebanyakan isu. Vaksin tidak menjamin tidak tertular, tapi bisa mengurangi level keparahan atau menjadikan kita OTG (orang tanpa gejala). 

BACA JUGA: Apakah Ibu Hamil Boleh Vaksin? Ini Syarat-Syaratnya

Sedangkan obat Covid-19 kita gunakan setelah memang terpapar dan sakit. Tujuannya adalah penyembuhan. Jadi antara vaksin dan obat, tidak ada yang membuat kebal. Hanya bersifat antisipasi dan pengobatan. 

Proteksi sebenarnya adalah protokol kesehatan

Ilustrasi vaksin sebagai protokol kesehatan
[Sumber gambar]
Agak sulit menerima kebiasaan new normal, karena memang agak membatasi ruang gerak dan menghirup udara segar. Apalagi sejumlah pembatasan yang ketat di masa puncak gelombang pandemi, cukup berdampak pada aspek lain, seperti geliat ekonomi. 

Namun, protokol kesehatan 3M dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan, sebenarnya yang relatif paling bisa melindungi kita dari berbagai penyakit, tak hanya Covid-19. Bila menerapkannya dengan cara yang benar, dalam kondisi gelombang turun seperti sekarang, relatif lebih aman di tempat yang ramai. Misalnya MRT, pasar atau kerumunan lainnya yang berisiko saling membawa penyakit. 

BACA JUGA: Vaksin ke 3 Bikin Demam, Ini Cara Mengatasinya agar Tidak Parno

Itulah penjelasan mengenai vaksin primer dan booster yang sama-sama esensial. Mari melengkapi dosis vaksin kita agar sama-sama tenang, aman dan nyaman menjalani kehidupan normal baru ini.

Selain membekali pertahanan diri dengan vaksin, mematuhi protokol kesehatan, memutus rantai penularan juga merupakan kewajiban kita semua. Segera lakukan pcr test bila mengalami gejala COVID 19. Dengan melakukan pemeriksaan dan penelusuran kontak, Anda telah berperan besar dalam membantu eradikasi virus SARS-COV2. Hal ini memang akan membutuhkan waktu cukup lama, namun bersabarlah dan terus berusaha demi kebaikan kita bersama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *