Fakta Tentang Insomnia dan Cara Mengatasinya


Insomnia adalah gangguan yang sangat mengganggu. Seseorang bisa kekurangan waktu istirahat dan membuat kesehatannya menurun.

Sebagian besar dari kita pasti tahu bahwa insomnia adalah penyakit sulit tidur. Begitu sulitnya mendapatkan istirahat yang berkualitas sehingga kalau terjadi berlarut-larut, insomnia akan membuat berbagai sistem dalam tubuh Anda mengalami degradasi.

Tentu saja semua orang ingin mendapatkan istirahat yang cukup agar esok bisa beraktifitas sebaik mungkin. Namun apa mau dikata, insomnia adalah gangguan kesehatan yang bisa dialami siapa saja. Ketika Anda yang mengalaminya, pasti ada keinginan untuk segera terlepas dari siksaan yang menyakitkan lahir dan batin ini.

Langkah pencegahan terbaik adalah mengenal insomnia secara lebih baik. Dengan begitu Anda bisa mengetahui apa hal-hal yang bisa memicu terjadinya gangguan tidur ini dan melakukan langkah pencegahannya.

Mengerti insomnia adalah kunci untuk bebas darinya

Untuk mulai mengenal tentang penyebab kurangnya waktu beristirahat ini, ketahui bahwa insomnia adalah gangguan kesehatan yang menyita waktu tidur. Untuk mengembalikan energi yang terkuras setelah seharian beraktivitas, tubuh perlu ‘me time’ dengan menghentikan semua kegiatan, alias tidur, antara enam sampai delapan jam setiap hari.

Namun kenyataannya ada sebagian manusia yang tidak bisa mengistirahatkan dirinya dengan baik. Malam berlalu dengan mata terbuka, kemudian benar-benar terlelap jelang pagi. Nah, setelah melalui berbagai penelitian, ternyata pemicu insomnia adalah banyak hal, bahkan ada yang lebih parah dari sekadar tidak bisa tidur di malam hari.

Insomnia adalah problem waktu tidur yang berasal dari pengaruh sekitar

ilustrasi insomnia adalah gangguan
Sumber gambar

Percaya atau tidak, ternyata salah satu penyebab insomnia adalah lingkungan sekitar. Beberapa gangguan yang bisa membuat seseorang mengalami susah tidur adalah ketika ada seseorang di dekatnya mendengkur, kesakitan fisik, stress, atau karena jetlag.

Untungnya, gangguan-gangguan insomnia di atas kemungkinan hanya sementara waktu. Ketika sekitar tidak lagi menimbulkan masalah yang membuat susah tidur, istirahat pun akan kembali seperti semua.

Penyebab insomnia berat adalah akibat gangguan kesehatan atau fisik

Insomnia terjadi bukan hanya karena kebiasaan hidup. Ada juga yang terpaksa tak bisa istirahat dengan baik akibat berbagai macam penyakit. Salah satu yang cukup mengganggu dan bisa berdampak pada waktu memejamkan mata adalah gangguan kesehatan yang menyerang sistem pernapasan dan sistem pencernaan. Keduanya menghadirkan insomnia karena tidak bisa membuat sang empunya tubuh tidur dengan nyaman. mampu membuat tubuhmu lelah berlebihan. Namun di sisi lain juga membuatmu tidak nyaman untuk tidur.

Bila kondisi ini terus berlanjut, penderita bukan hanya kekurangan tidur. Ada ancaman gangguan kecemasan akibat tidak bisa mendapatkan tidur secara baik.

Gangguan kejiwaan juga bisa picu insomnia

Insomnia adalah penyakit yang bisa menyebabkan ‘efek samping’ berat atau kronis. Bukan hanya kelelahan akibat kurang istirahat, penderitanya juga bisa mengalami gangguan kejiwaan. Bila kesulitan beristirahat ini telah menyiksa penderita hingga dalam waktu yang lama, perlahan tapi pasti mekanisme kimiawi di otak akan memunculkan gangguan baru, yaitu serangan kecemasan. Mirip dengan mereka yang mengalami gangguan depresi dan kecemasan.

Insomnia adalah penyakit genetik? Bisa saja

Ternyata bahwa insomnia adalah penyakit genetik itu ada benarnya. Delapan persen dari seluruh manusia yang mengalami insomnia kronis ternyata mendapatkan penyakit tersebut sejak lahir atau akibat dari faktor genetis (keturunan).

Gangguan susah tidur tersebut adalah Delayed Sleep Phase Disorder (DSPD), di mana seseorang memiliki jam istirahat yang beda dari manusia biasanya. Ini juga sering disebut sebagai gangguan penundaan waktu tidur.

Insomnia adalah gangguan berbahaya yang berpengaruh pada kesehatan manusia

ilustrasi insomnia merupakan penyakit
Sumber gambar

Sudah sewajarnya bahwa manusia itu harus beristirahat, minimal enam hingga delapan jam sehari. Ketika hal ini tidak tercapai, tubuh yang kurang istirahat ini akan memberikan reaksi. Alhasil, otak tidak berfungsi maksimal, susah dalam fokus dan berpikir. Sementara itu, sensor-sensor yang mengirim sinyal ke seluruh tubuh juga akan mulai mengalami gangguan juga. Akibat gangguan-gangguan ini, hormon kortisol dan adrenocorticotropic dilepaskan dan memasuki aliran darah sehingga meningkatkan dekat jantung dan tekanan darah.

Ritme jantung yang tak menentu memunculkan hyperarousal

Tahapan selanjutnya pada insomnia adalah munculnya hyperarousal. Ini terjadi ketika terjadi peningkatan detak jantung dan tekanan darah pada tubuh manusia. Situasi yang tidak normal ini mendorong otak untuk membebani dirinya sendiri. Muncul rasa cemas dan waspada yang membuat mereka merasa ingin terus berjaga meski sudah waktunya untuk beristirahat. Bahkan suara sekecil apa pun bisa menjadi gangguan terbesar bagi mereka.

Tetap berpikir ketika sedang tidur

ilustrasi berpikir saat tidur
Sumber gambar

Lebih jauh, insomnia akan menjadi sebuah kebiasaan baru. Meski tertidur, penderitanya akan merasa tidak puas dengan waktu istirahatnya. Hal ini terjadi karena dorongan adrenalin yang menyebabkan mereka terus berjaga dan waspada terus menerus terpompa ke otak sehingga membuat metabolisme tubuh menjadi berkurang. Sebuah reaksi alami agar badan mengurangi penggunaan energi seperti ketika sudah terbangun.

Inilah yang membuat penderita insomnia adalah orang yang terlihat sangat tersiksa. Pasalnya, meski tertidur tubuh mereka tetap bekerja seperti beraktivitas biasa, memicu kelelahan, tekanan pada pikiran dan bingung terhadap diri sendiri, yang memicu terjadinya gangguan kecemasan dan depresi.

Adakah cara mengatasi insomnia?

ilustrasi cara mengatasi insomnia
Sumber gambar

Meski terlihat membahayakan, namun insomnia adalah penyakit yang bisa disembuhkan. Tentunya membutuhkan usaha yang sangat keras bila gangguan tersebut tergolong kronis. Pasalnya, insomnia ini mempengaruhi kinerja otak sehingga butuh upaya besar untuk mengembalikan fungsinya seperti sedia kala.

Untuk mengubah kebiasaan tidur seperti sedia kala, coba lakukan langkah relaksasi diri. Tenangkan pikiran lewat meditasi, menulis dengan pena, atau membaca buku. Selain itu, ubah dekorasi kamar agar lebih nyaman untuk tidur Anda. Singkirkan segala barang, terutama smartphone dari kasur dan ranjang. Tenangkan pikiran, fokuskan diri bahwa Anda sangat membutuhkan tidur agar besok terbangun dengan hati, pikiran, dan tenaga yang lebih segar.

BACA JUGA: Mengenal Tentang Sistem Peredaran Darah Manusia dan Bagaimana Cara Menjaganya

Selanjutnya, lakukan gaya hidup yang lebih sehat. Perbanyak olahraga dan asupan makanan bervitamin, berpikir positif terhadap segala hal, bebaskan ketergantungan berlebih dari smartphone, dan berdoalah meminta agar selalu mendapatkan kebahagiaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *