Dokter Indonesia Soroti Kesenjangan Data Genome di Jurnal Internasional
Sejak keberadaan pandemi Covid menjangkiti seluruh dunia, para ahli dan ilmuwan segera melakukan penelitian mengenai virus yang satu ini. Salah satu metode terbaik untuk bisa menelaah perkembangan virus Corona yang sangat cepat dan terus bermutasi itu adalah dengan melakukan genome sequencing.
Genome sequencing adalah teknik yang digunakan untuk mempelajari urutan genom dari sebuah virus. Genom ini terdiri dari rantai DNA atau RNA yang mengandung informasi genetik yang dibutuhkan virus untuk berkembang biak. Genome sequencing bertujuan mengidentifikasi virus yang menyebabkan penyakit dan mempelajari bagaimana virus berinteraksi dengan tubuh manusia.
Teknik ini juga mampu mencari karakteristik unik yang dapat menjadi dasar untuk membuat vaksin dan obat yang efektif. Dengan menggunakan genome sequencing, para ahli kesehatan dapat mengidentifikasi virus yang terkait dengan penyakit dan menentukan bagaimana virus berkembang biak dan menyebar dari satu orang ke orang lain.
Seperti kita ketahui bahwa virus Corona bermutasi dengan sangat cepat ketika para pemerintah dunia mulai membuka akses traveling antar negara. Oleh sebab itu, hasil penelitian antara ahli dan ilmuwan dari negara satu dan lainnya, mungkin terjadi gap di berbagai aspek. Sehingga ada kesenjangan informasi dan hasil sequencing, sehingga menjadi tantangan untuk menyesuaikan dengan laju pandemi beberapa waktu belakangan.
Memangnya apa efeknya? Tentu saja ada dampak, sebab hasil penelitian ini sangat berkaitan dengan percepatan pemulihan dari wabah seluruh dunia. Misalnya pembuatan obat, vaksin dan pencegahan skenario terburuk bila virus bermutasi menjadi lebih ganas.
Hal ini menjadi salah satu poin yang disinggung oleh salah seorang dokter Indonesia dari GSI Lab. Sebab negara kita pun memiliki beberapa ahli yang berkecimpung dalam bidang genomic sequence dan memiliki pengalaman bahkan sebelum pandemi.
Dr. Nino Susanto mengemukakan perihal tantangan para ahli dan ilmuwan yang melakukan genomic sequencing ini. Sebab data sharing tentang hasil pelacakan virus ini mungkin sengaja dibatasi di beberapa wilayah, karena beberapa alasan. Di antaranya adalah data virus yang masih confidential. Namun kondisi ini juga bisa menjadi penghalang bagi para ilmuwan untuk bisa ‘menyusun puzzle’ dan memecahkan permasalahan pandemi Covid seluruh dunia ke depannya.
Pendapat yang cukup kritis tersebut dimuat dalam media nature.com yang merupakan portal ilmiah dengan reputasi cukup tinggi di Internasional. Tentu saja hal ini menjadi bentuk kepedulian anak bangsa, akan masa depan kesehatan di tanah air dan di seluruh dunia.
kita pun berharap para ahli dan ilmuwan bisa saling berkolaborasi untuk menunjang keberhasilan penelitian, tetapi juga agar dampaknya menjadi lebih positif ke kehidupan manusia.