Mengenal Ciri-ciri Anak Autis Sejak Dini
Para orang tua semakin melek untuk mengenal ciri-ciri anak autis yang sebenarnya bisa kita tengarai sejak dini. Hal ini karena sebenarnya autis sebagai gangguan komunikasi dan fokus pada anak-anak, masih memiliki peluang untuk sembuh.
Meski pada dasarnya tidak pulih 100%, namun dengan bantuan terapi dan obat-obatan, bisa membantu buah hati memiliki peluang untuk bertumbuh kembang seperti anak lainnya. Tak jarang kita mendengar tentang anak autis yang ternyata juga bisa berprestasi secara akademis atau memiliki bakat yang istimewa.
Namun, bisa kita pahami bahwa orang tua tidak bisa lepas dari bayang-bayang ketakutan bila anaknya mengalami autis. Kali ini kita akan mengulas lebih lanjut ciri-ciri autisme pada si kecil sejak dini dan bagaimana menyikapi serta menanganinya.
Definisi ciri-ciri anak autis
Autis merupakan gangguan tumbuh kembang yang terjadi pada anak-anak dan sebenarnya sudah bisa nampak sejak masih bayi. Terdapat masalah pada saraf dan otaknya sehingga menghambat kemampuan anak untuk berkomunikasi, fokus dan bersosialisasi dengan sekitarnya. Akibatnya, ia seperti lebih sering seperti berada di dunianya sendiri.
Ciri anak autis artinya adalah tanda-tanda yang bisa kita tengarai. Hal ini bisa kita amati bahkan sejak masih bayi. Tapi, umumnya bisa terdeteksi dengan jelas pada usia 1-4 tahun. Ciri-ciri umum yang sering nampak pada usia balita ini adalah:
Tidak menoleh bila kita panggil nama anak
Salah satu gejala umum atau ciri anak autis adalah ia tidak merespon saat kita panggil namanya atau ketika kita mengajak bicara. Ia seperti tidak memiliki atensi pada sekitarnya dan asyik dengan diri sendiri. Anak-anak ini tidak akan mudah meniru apa yang orang lain lakukan, sebagaimana anak-anak pada masa emas pertumbuhannya.
Kendala hubungan sosial
Walau masih kecil, anak-anak balita bisa menunjukkan gangguan hubungan sosial saat ia mengalami masalah dengan tumbuh kembang otak. Umumnya, anak autis tidak melakukan hal-hal seperti berteman, berbagi makanan, berbagi mainan atau bicara dengan yang lain. Mereka juga tidak merespon emosi yang terjadi di sekitar, misal ketika ada yang menangis atau berekspresi atas hal yang sudah ia lakukan.
Seperti tidak memiliki kendali
Anak-anak dengan kondisi autis juga bisa mengalami kendala dalam memahami dan mengutarakan emosinya. Sehingga ia bisa marah, menangis yang sulit orang lain mengerti maksudnya. Anak autis sebaiknya mendapat pengawasan, sebab mereka juga bisa melakukan hal-hal yang sebenarnya membahayakan diri sendiri, tapi belum mereka pahami.
Melakukan bahasa tubuh berulang
Anak dengan kondisi autis memiliki kecenderungan untuk melakukan gerakan yang berulang. Entah menggerakkan kakinya, mengayun tangan, atau memutar-mutarkan badan mereka. Sedangkan untuk bahasa tubuh mereka yang lain, cenderung seperti kaku dan tidak menunjukkan interaksi dengan orang-orang di sekitarnya.
Pentingnya mengetahui ciri-ciri anak autis
Sangat bijaksana bila orang tua dapat mendeteksi potensi autisme pada anak-anak ini sejak dini. Sebab, semakin awal kita mengetahuinya, semakin cepat kita mencegah efek dominonya di saat ia semakin dewasa.
Anak-anak autis masih bisa tertolong dengan adanya pendampingan dan terapi yang baik serta telaten. Sehingga meski kelainan ini akan ada seumur hidup, namun mereka lebih bisa membangun kemandirian, hubungan sosial dan komunikasi yang baik di masa mendatang.
Memastikan dengan ahlinya
Tentu saja ciri-ciri autis tadi tidak bisa kita putuskan secara sepihak. Namun bila sudah melihat gejalanya, periksakan ke dokter anak terlebih dahulu. Selanjutnya, kita akan mendapatkan arahan yang tepat untuk penanganan berikutnya.
Autisme memang masih dekat dengan stigma negatif karena banyak yang menyamakannya dengan gangguan jiwa, bahkan bisa mengalami diskriminasi. Tentunya hal ini keliru, sebab autisme lebih kepada kondisi gangguan perkembangan yang sangat masih bisa kita tangani dan asah kemampuan yang tersembunyi di baliknya.
Selain dengan dokter anak, kita juga bisa menghubungi psikolog anak untuk mendapatkan tips yang baik dalam mengasuh anak autis.
Berkomunikasi dengan anak autis
Anak autis memiliki rentang perhatian yang sangat pendek, jadi lakukan komunikasi dengan mereka menggunakan instruksi atau kalimat singkat. Akan perlu sedikit mengulang untuk melatih sense mereka.
Singkat, padat dan jelas, tapi mungkin anak-anak butuh waktu untuk mencerna dan mengerti. Tetap sabar dan telaten dalam melakukannya. Selain mengulang, kadang kita perlu melakukan gerakan untuk membuat anak mengerti maksud kata atau kalimat itu.
Jangan menyerah untuk memanggil mereka dengan namanya. Sebab hal ini juga akan melatih kemampuan mereka mengenali identitas dirinya dan merespon sekitarnya.
Bagi orang tua yang memiliki anak dengan kondisi autis, sebaiknya mendeteksi dan mencari penanganan sejak dini. Hal ini akan sangat memudahkan untuk ke depannya. Kendati masih banyak yang memberikan stigma negatif terhadap autisme, tak perlu berkecil hati.
BACA JUGA: Dokter Psikolog atau Psikiatri? Ini Perbedaannya
Kita bisa berkonsultasi dengan dokter anak atau psikolog untuk menemukan metode yang tepat dan circle atau komunitas yang sesuai sehingga bisa saling support. Dengan demikian, sembari berproses untuk menyiapkan anak-anak ke lingkungan umum, kita bisa optimis dengan perkembangan si kecil.