Saliva Test Tanpa Rasa Sakit Bisa Menjadi Pilihan
Saliva test tanpa rasa sakit bisa menjadi alternatif bagi Anda yang ingin melakukan tes Covid 19, namun takut dengan rasa sakit atau nyeri saat melakukan tes swab nasofaring.
Selama ini, alat tes paling akurat untuk mendeteksi infeksi virus Covid 19 adalah dengan menggunakan tes swab PCR. Namun, jenis tes ini memiliki keterbatasan, yaitu menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti sakit dan merangsang bersin atau batuk. Oleh sebab itu, sekarang ini test saliva tanpa rasa sakit ini semakin banyak dipelajari dan menjadi pilihan pengambilan sampel yang lebih disukai oleh masyarakat dan tenaga kesehatan.
Selain kenyamanan, ternyata tes Covid 19 dengan sampel saliva (air liur) ini disebut-sebut memiliki tingkat akurasi yang baik. Pada beberapa kasus, orang-orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala (asimtomatik). Pada penelitian terbaru jenis saliva test ini dapat mendeteksi keberadaan virus corona di dalam tubuh pada pasien asimtomatik.
Fakta Saliva Test Tanpa Rasa Sakit Untuk Covid 19
- Sampel dengan air liur
Seperti namanya, saliva test ini menggunakan sampel air liur. Tes ini menggunakan metode Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification (RT LAMP).
Cara pengambilan sampelnya lebih nyaman jika ketimbang saat mengambil sampel tes swab pada hidung yang kemungkinan menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman bagi beberapa orang. Pada tes RT LAMP, pengambilan sampel lebih mudah, cukup meludah ke dalam tabung kecil yang sudah dalam keadaan steril dan tunggu hasilnya dalam beberapa jam. Selain itu tidak memerlukan alat khusus, sehingga bisa menjadi solusi untuk anak-anak atau orang yang hipersensitif.
- Tingkat akurasi baik
Berdasarkan penelitian dalam JAMA Internal Medicine, tes dengan sampel air liur memiliki akurasi mencapai 83 persen menurut tinjauan data dari 16studi yang melibatkan 5.900 partisipan.
Penulis penelitian juga menyebutkan, bahwa pengujian dengan pengambilan sampel air liur telah menunjukkan akurasi 99 persen dalam mengidentifikasi kasus negatif untuk Covid 19.
Penelitian Saliva
Para ilmuwan Memorial Sloan Kettering Cancer Center juga telah merilis hasil penelitian yang dalam The Journal of Molecular Diagnostics mengenai tingkat keakuratan saliva test ini.
Penelitian ini melibatkan 285 karyawan Memorial Sloan Kettering yang memiliki gejala Covid 19 atau memiliki dugaan kemungkinan terinfeksi virus corona dari orang yang positif.
Beberapa partisipan melakukan metode swab nasofaring melalui hidung dan sampel air liur. Sementara yang lainnya melakukan metode swab orofaringeal melalui mulut dan air liur.
Hasilnya, peneliti menemukan kesepakatan antara saliva dan swab melalui mulut adalah 93 persen, dan sensitivitasnya adalah 96,7 persen. Metode swab melalui hidung dan air liur memiliki hasil yang sesuai 97,7 persen, dengan sensitivitas 94,1 persen.
3. Mengurangi risiko penyebaran virus Covid 19
Sampel air liur yang akan dapat Anda kumpulkan sendiri jadi lebih praktis. Jenis tes ini tidak memerlukan kontak langsung dengan tenaga medis sehingga dapat meminimalkan terjadinya penyebaran penularan viruspada tenaga medis saat mengumpulkan sampel.
4. Beberapa negara sudah menerapkan saliva test
Beberapa negara seperti, Singapura, Hongkong, Taiwan sudah menggunakan saliva test tanpa rasa sakit ini untuk mendeteksi Covid 19.
Sebelum melakukan tes ini, sebaiknya Anda berpuasa selama 30 menit agar tidak mengganggu hasil tes dengan menggunakan air liur.
Kriteria Kemungkinan Terinfeksi
Sesuai protokol kesehatan Kementerian Kesehatan Indonesia, yang berisiko mengalami infeksi virus corona ada 2 kriteria, yaitu:
- Pernah kontak individu yang positif Covid 19, berada dalam satu ruangan yang sama atau berjarak sekitar 1 meter selama 15 menit atau lebih dalam 14 hari terakhir.
- Lanjut usia atau > 60 tahun atau memiliki penyakit-penyakit lain, misalnya tekanan darah tinggi, diabetes, asma
Melindungi orang lain dan diri sendiri merupakan cara terbaik terhindar dari penyakit ini.
Apabila memungkinkan, jaga jarak minimal 1 meter terutama jika berada dekat orang batuk atau bersin. Karena beberapa orang yang terinfeksi mungkin belum menunjukkan gejala atau masih ringan.
Dengan menjaga jarak fisik dengan semua orang adalah upaya terbaik jika berada pada area penyebaran Covid 19 cukup tinggi. Jangan lupa memakai masker.
Bila Anda mengalami gejala-gejala tertentu seperti demam, gangguan penciuman, sebaiknya luangkan waktu dengan melakukan tes PCR untuk memastikan positif tidaknya terinfeksi Covid 19.