PCR Kumur, Metode Deteksi Covid-19 Tanpa Colok yang Lebih Nyaman
Banyak orang kurang nyaman menjalani PCR test karena bagian hidung atau tenggorokannya dicolok. Tapi kini sudah ada metode PCR kumur, seperti apa ya?
PCR swab test merupakan salah satu metode deteksi terhadap infeksi virus corona. Tekniknya adalah dengan cara pengambilan lendir bagian hidung atau tenggorokan menggunakan alat usap. Sampel lendir inilah yang akan melalui proses analisa di laboratorium. Nah, pencolokan dengan batang plastik berujung kapas ini ada kalanya membuat testee merasa takut atau parno duluan.
Seperti apa rasanya swab test? Sebagai salah satu gambaran, mengutip dari laman resmi PBSI, atlet Jonathan Christie merasakan ketidaknyamanan sementara sewaktu swab bagian kiri hidungnya. Rasanya seperti ada yang naik ke bagian kepala. Meski demikian, pebulutangkis yang akrab dengan panggilan Jojo ini masih bisa menahan rasa sakit tersebut.
Apa itu PCR Kumur?
Mengamati kondisi yang semacam ini, serta dalam rangka tetap menjaga protokol kesehatan antara nakes dan testee, banyak pihak mengembangkan teknologi supaya PCR test bisa lebih nyaman tapi tetap efektif.
Salah satunya adalah PCR kumur, di mana pengambilan sampel ini tak perlu mencolok hidung atau tenggorokan. Sederhananya, tes ini dilakukan dengan cara pengambilan saliva atau air liur melalui berkumur. Kita akan mendapat PCR kumur kit, berkumur dengan petunjuk pemakaian, kemudian menyerahkan sample kumur tadi kepada lab kembali.
Ketika menjalani tes ini selain berkumur di bagian mulut, kita juga perlu menengadahkan kepala, agar air kumur menyentuh tenggorokan sehingga mendapat sampel yang akurat. Biasanya, 1 jam sebelum menjalani tes ini sebaiknya tidak makan, merokok, menyikat gigi atau menggunakan obat kumur lain, agar dapat menangkap kondisi asli di dalam mulut dan tenggorokan.
Efektivitas PCR kumur
Sebagai metode baru, tentunya banyak yang bertanya seberapa akurat PCR kumur mendeteksi paparan virus Tes saliva sendiri belakangan banyak dikembangkan, mulai dari tekhnik meludah hingga gargle (kumur). Sensitivitas cairan gargle untuk PCR ini sebesar 84%, dengan berkumur sambil mengadahkan kepala ke atasi akan dapat menangkap lebih banyak virus yang berada pada bagian tenggorokan.
Teknik ini nantinya bisa dilakukan sendiri oleh testee, sehingga mengurangi rasa khawatir saat orang lain akan mengusap bagian dalam hidung atau tenggorokan. Dan harapannya, bisa memperluas potensi PCR bagi mereka yang masih sering ragu atau takut dengan metode swab saat ini.
Kelebihan metode berkumur
Inovasi PCR kumur tentunya berangkat dari beberapa faktor di lapangan yang kemudian menjadi kelebihan metode ini. Pertama, bisa melindungi kita dan nakes dari risiko terpapar dan kontak fisik, karena metode ini bisa dilakukan secara mandiri oleh testee.
Kedua, mengurangi rasa kurang nyaman yang sering terasa saat swab test biasa. Dan sekaligus mengurangi rasa cemas untuk mereka yang takut akan ‘dicolok’. Hanya perlu memastikan agar cairan kumur jangan sampai tertelan.
Metode PCR kumur ini menjadi alternatif sekaligus usaha kita bersama menjaring lebih banyak test. Khususnya bagi mereka yang masih ragu karena khawatir dengan rasa sakit saat uji usap. Jangan lupa bahwa PCR ini menjadi deteksi dini virus Corona. Harapannya agar dapat mencegah lonjakan kasus dan angka kematian akibat Covid-19. Yuk, jangan ragu PCR test demi Indonesia lebih sehat.