Cegah Efek Samping Produk Herbal dengan 6 Cara Ini


Di masa pandemi Covid-19, menjaga daya tahan tubuh jadi fokus .sebagian besar dari kita. Herbal dan rempah menjadi alternatif yang dilirik karena khasiat dan harganya yang relatif terjangkau.

Apalagi, Indonesia sangat kaya akan herbal dan rempah berkhasiat. Akibat ini penjualan bahan herbal semakin tinggi, baik secara online maupun offline. Biasanya diproduksi dalam bentuk jamu, kapsul dan tablet atau sirup. Kondisi yang terbantu mulai dari pegal-pegal, flu, masuk angin, bahkan menjadi terapi untuk beberapa penyakit berat.

Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan terkait penggunaannya. Herbal dan rempah sangat baik, tapi bila berlebihan dan tanpa konsultasi dengan ahli medis, kita bisa mengalami disnformasi hingga efek samping.

Jangan mendiagnosis diri sendiri

[sumber gambar]
Ada sebagian dari kita yang enggan atau takut untuk pergi ke dokter, walhasil hanya melakukan self diagnose atau melakukan diagnosa diri sendiri. Menurut Better Health Channel, pada dasarnya, semua jenis obat, baik itu obat kimia maupun herbal harus kita konsumsi berdasarkan indikasi dan pengawasan dokter sesuai dengan diagnosis dan kondisi pasien.

Jika kita sedang dalam kondisi kesehatan menengah hingga cukup serius (memiliki penyakit bawaan atau sedang perawatan), tidak ada salahnya bertanya pada dokter agar tidak terjadi efek yang kontra antara herbal dan perawatan yang kita jalani.

Perhatikan kondisi tubuh

[sumber gambar]
Walaupun mengklaim sebagai produk dengan bahan dasar alami, kita perlu memperhatikan reasi pada tubuh. Bisa jadi kita memiliki alergi oleh produk herbal tertentu dan mengalami mual, sebah, diare, gatal atau bahkan sesak nafas. Maka, jangan paksakan untuk meneruskannya.

Perhatikan konsumsi obat-obatan lain

[sumber gambar]
Ada obat herbal yang sebaiknya kita konsumsi di waktu tersendiri dan ada yang bisa bersamaan dengan obat lainnya. Karena produk herbal tetap bisa memberikan interaksi negatif pada obat-obatan bebas ataupun resep dokter yang sedang dikonsumsi.

Beberapa contoh kasus seperti konsumsi suplemen St. John’s wort kebanyakan menurunkan efektivitas obat lainnya, dan dapat meningkatkan efek dari obat antidepresan. Selain membaca keterangan pada kemasan, kita bisa menanyakan pada dokter tentang penggunaan secara bersamaan. Bisa juga kita mengonsumsi dalam waktu yang terpisah. .

Membeli dari sumber terpercaya

Karena semakin menjamurnya produsen obat herbal, terutama di masa pandemi, kita perlu selektif agar terhindar dari membeli produk abal-abal. Jangan hanya terpatok pada testimoni yang banyak dan bagus. tapi juga pelajari bahan, fungsi, serta bila perlu bisa konsultasikan pada dokter.

Sangat besar kemungkinan ada penambahan bahan yang tubuh kita tidak perlukan dan bisa berefek samping bila mengkonsumsinya sembarangan, atau dalam jangka waktu panjang.

Belum ada jaminan efektivitas

[sumber gambar]
Walaupun obat herbal telah turun temurun digunakan bagi banyak orang, penggunaannya cenderung memberikan efek yang berbeda pada setiap orang. Menurut National Health Service, bukti mengenai efektivitas obat-obatan pada umumnya terbatas.

Dan perlu kita pahami kalau produk herbal dan rempah hanya bersifat booster atau pendukung. Umumnya sebagai anti oksidan, memenuhi kecukupan nutrisi dan mempercepat penyembuhan. Bisa jadi efek baiknya membutuhkan waktu dan penggunaan yang rutin karena bahannya natural.

Tips aman ketika konsumsi obat herbal

Menurut Mayo Clinic, ada beberapa hal yang perlu diikuti ketika mengonsumsi obat-obatan herbal. Pertama, konsumsilah sesuai instruksi kemasan dan konsultasikan pada dokter terlebih dahulu.

Kemudian, kita bisa membaca bahan-bahan yang digunakan. Pastikan juga obat tersebut memiliki izin edar dan pemakaian yang jelas oleh BPOM (Badan Pengawas Obat Dan Makanan). Pastikan produksi dan produsennya sudah terpercaya.

Obat tradisional juga memiliki beberapa aturan khusus sehingga tidak dapat sembarangan dijual secara umum. Selain itu ada beberapa orang yang tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya seperti sedang terapi obat-obatan tertentu atau orang dengan kondisi kesehatan serius, seperti punya penyakit hati atau ginjal.

BACA JUGA: Mengenal Propolis, yang Banyak Dicari Orang Saat Pandemi

Kemudian tidak disarankan juga pada orang yang akan menjalani operasi, ibu hamil atau menyusui, lansia, dan anak-anak. Jika benar merasa membutuhkan suplemen herbal alangkah baiknya untuk konsultasikan pada dokter terlebih dahulu.

Produk herbal dan rempah memang terbuat dari bahan natural dan minim risiko, tapi bukan berarti tak ada risiko. Agar mendapat manfaat baiknya lebih optimal, semoga tips di atas bisa membantu kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *