Dexamethasone Obat Apa? Ini Penjelasan Manfaatnya
Saat pandemi merebak di tahun 2020, banyak yang mencari dexamethasone obat apa. Hal ini karena adanya desas-desus sebuah penelitian yang menunjukkan reaksi positif obat ini dalam mengatasi Covid-19.
Namun seperti yang kita ketahui hingga kini, para ahli dan peneliti masih memperdalam virus Corona yang tergolong baru tersebut. Dengan mutasi virus yang silih berganti, beberapa nama obat yang sudah ada sebelumnya juga sempat naik pamor.
Namun, sebenarnya dexamethasone itu obat apa sih? Mari kita bahas secara lengkap di sini.
Dexamethasone obat apa?
Dexamethasone adalah jenis obat kortikosteroid, di mana kemampuannya adalah mengurangi peradangan. Selain itu, ada juga efek imunosupresan atau menekan kekebalan tubuh. Fungsi ini hampir sama dengan steroid dari dalam tubuh manusia sendiri.
Beberapa kondisi yang bisa menggunakan obat ini adalah mereka yang mengalami peradangan pada reaksi alergi, myeloma, orang dengan autoimun, serta pasien Covid-19 dengan gejala berat dengan melalui pengawasan dari dokter.
Hubungan Covid-19 dengan Dexamethasone obat apa?
Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya, bahwa obat ini sempat disinyalir bisa mengatasi Covid-19. Namun, ada beberapa catatan sebelum kita sebagai masyarakat awam menggunakannya.
Pertama, obat ini penggunaannya hanya dengan pengawasan dokter. Karena untuk pasien Covid-19 yang dapat menerima obat ini adalah mereka dengan gejala berat yang menjalani isolasi rumah sakit. Terutama pada pasien dalam perawatan menggunakan ventilator.
Yang kedua, Covid-19 merupakan penyakit yang tergolong baru dengan gejala yang bisa bervariasi pada masing-masing pengidapnya. Oleh karena itu, segala obat yang kita gunakan, sebaiknya merupakan anjuran dari dokter. Bukan self diagnose atau kita gunakan karena orang lain menggunakannya.
Sebelum memakai Dexamethasone, perhatikan hal ini
Dexamethasone merupakan obat yang penggunaannya masih memerlukan pengawasan dari dokter. Sehingga bila kita memiliki alergi obat, kondisi penyakit berat atau penyakit bawaan tertentu dan riwayat pengobatan lainnya, sampaikan kepada tenaga medis selengkap mungkin. Hal ini untuk mencegah kontraindikasi dan reaksi yang tak kita inginkan.
Beberapa kondisi yang perlu kita sampaikan pada dokter adalah seperti di bawah ini:
- mereka dengan kondisi diabetes, glukoma, katarak, osteoporosis dan hipertensi.
- mereka yang tengah mengalami infeksi jamur.
- mereka dengan gangguan gagal jantung, gangguan tiroid, masalah pembekuan darah, TBC, mengalami masalah pencernaan.
- sedang minum suplemen, produk herbal, obat pereda nyeri.
- ibu hamil dan menyusui, maupun yang sedang program hamil.
- mereka yang akan menerima vaksin, akan menjalani operasi kecil maupun operasi besar.
Jangan mengonsumsi alkohol, kafein atau zat lain yang dapat memicu reaksi di pencernaan maupun reaksi lainnya. Bila muncul alergi atau mengalami overdosis, segera temui dokter atau mengunjungi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Dosis, cara minum dan interaksi obat
Sama seperti obat lainnya, Dexamethasone merupakan jenis yang perlu mendapat resep dan pengawasan dokter. Hal ini karena ada kemungkinan tidak boleh berinteraksi dengan beberapa jenis medikasi lain, kemungkinan reaksi alergi dan efeknya terhadap pasien dengan kondisi tertentu.
Dosis penggunaan obat ini sebaiknya mengikuti resep dokter. Sebab beda gejala dan kondisi peradangan, dosisnya dan aturan frekuensinya bisa berbeda jauh. Karena itu, sangat perlu melakukan pemeriksaan oleh dokter agar mendapat resep minum yang tepat. Hindari menghentikan, menggandakan atau bahkan mengurangi dosis yang ada tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Beberapa jenis kombinasi dengan minum obat lainnya, memerlukan jeda atau bahkan waktu yang terpisah. Jadi, pastikan hal ini kita pahami dengan bertanya kepada dokter yang meresepkan. Sebab dapat terjadi penurunan khasiat, atau peningkatan risiko yang tidak kita inginkan.
Efek samping dan risiko penggunaan
Dapat muncul beberapa efek samping yang mempengaruhi kondisi. Seperti di bawah ini:
- pusing atau sakit kepala
- gangguan pencernaan
- peningkatan nafsu makan
- mempengaruhi siklus datang bulan
- tidur gelisah atau sulit
Ada pula beberapa risiko lain yang lebih serius dan merupakan dampak alergi dari penggunaan dexamethasone antara lain:
- penipisan kulit dan luka yang lama sembuhnya
- mood swing dan gelisah
- pandangan kabur atau ganda
- penurunan kalium sehingga mudah kram, susah bab, mudah haus, dada berdebar
- infeksi tenggorokan atau demam
Apabila beberapa reaksi yang tidak biasa muncul setelah mengonsumsi obat ini, segera konsultasi ke faskes terdekat agar segera bisa mencegah efek yang lebih lanjut.
Sangat penting untuk mengetahui obat yang kita gunakan baik dari segi manfaat, dosis, efek samping dan interaksinya dengan pengobatan lain, maupun kondisi bawaan kita. Sebab obat sebaiknya memberikan khasiat menyembuhkan. Karenanya, kita mengenal obat tersebut untuk menghindari risiko interaksi dan efek samping.
BACA JUGA: Mengungkap Qusthul Hindi, Alternatif Pengobatan Cegah Covid-19
Dari popularitas dexamethasone yang sempat meroket, kita juga perlu menyadari untuk menghindari self diagnose atau dengan cepat menerima dosis yang ada di internet. Akan lebih baik bila pemberian obat melalui anjuran dan dengan pengawasan tim medis. Sebab kondisi setiap orang bisa menghasilkan hasil diagnosa yang berbeda. Mari berobat dan sehat dengan bijak.
Dexamethasone meskipun terkenal sebagai obat dewa yang mampu meredakan berbagai keluhan, namun juga memiliki segudang efek samping berbahaya. Bijaklah dalam mengonsumsi dexamethasone hanya bila ada indikasi. Terutama pada keluhan yang dicurigai Covid, karena tidak semua derajat Covid dapat diobati dengan dexamethasone. Lakukan swab test dan biarkan dokter yang menentukan apakah derajat Covid 19 Anda memerlukan terapi dexamethasone atau tidak.