Salah Satu Pemicu Kanker Paru-paru adalah Begadang, Ini Faktanya


Banyak yang belum tahu salah satu pemicu kanker paru paru bisa berawal dari kebiasaan tidur larut malam atau dini hari. Barangkali banyak yang bertanya-tanya kenapa bisa demikian.

Berawal dari flu atau infeksi ringan yang kita remehkan, kemudian karena menjadi kebiasaan akhirnya terbentuk pola. Nah, pola inilah yang menyebabkan terjadinya keparahan yang tak kita sadari.

Umumnya kondisi ini malah sering terjadi pada usia belia dan produktif. Gaya hidup, pergaulan dan tuntutan kerja di usia ini menyebabkan seseorang dapat menjalani ritme yang tidak teratur. Apabila kamu merasa hal ini sedang terjadi di hidupmu atau orang terdekat, yuk baca ulasannya di bawah ini untuk mencegah sejak dini.

Salah satu pemicu kanker paru paru adalah kebiasaan kita sendiri

ilustrasi kesehatan paru-paru
Sumber gambar

Begadang tentu bukan satu-satunya hal yang menyebabkan terjadi kanker paru-paru. Bila menarik ke belakang lagi, faktor utamanya adalah kebiasaan orang tersebut. Misalnya sering berada di wilayah berpolutan, memiliki kebiasaan menghisap rokok atau menjadi perokok pasif, banyak berada di wilayah yang lembab dan sirkulasi udara buruk, serta begadang.

Untuk itu, biasanya dokter yang memeriksa juga akan bertanya perihal kebiasaan yang kita lakukan. Sebab seringkali faktor pencetus oleh penyakit organ dalam adalah gaya hidup sehari-hari.

Mengapa begadang bisa menyebabkan sakit paru?

Tidur adalah penyembuhan secara alami yang kita perlukan setiap hari. Kebanyakan dari kita lebih memahami tidur sebagai istirahat dan aktivitas rutin saja. Sebenarnya, setiap hari setelah produktif, tubuh kita sangat mungkin mengalami kerusakan dalam skala kecil.

Begadang seringkali membuat kita tidur lebih larut atau bahkan kurang jam tidurnya. Hal ini menyebabkan penurunan kondisi tubuh dan memudahkan paru-paru mengalami infeksi. Kondisi ini awalnya seperti batuk biasa, namun lama sembuhnya.

Tidak semua orang mengalami hal ini, tergantung ketahanan tubuh dan pola hidup masing-masing. Namun bila sudah mulai merasa batuk atau mudah mengalami flu, sebaiknya jangan abaikan sinyal tubuh tersebut.

Gejala awal kanker paru-paru

ilustrasi kesehatan paru
Sumber gambar

Kanker paru tidak serta-merta terjadi. Yang paling sering mengawali adalah batuk hingga terjadi infeksi. Namun untuk bisa mengenali dan mengantisipasi, berikut ini adalah beberapa gejala kanker paru yang sering muncul:

  • Mengalami batuk yang sifatnya terus menerus atau tidak kunjung sembuh. Bila hal ini terjadi selama satu hingga dua bulan meski sudah minum obat, sebaiknya periksa ke dokter.
  • Batuk yang membandel mulai berbarengan dengan rasa sesak nafas, nafas tersengal atau nafas terasa berat.
  • Muncul rasa nyeri dada.
  • Tubuh yang tadinya kuat begadang atau berenergi, mulai mudah lelah.
  • Susah tidur di malam hari, kemungkinan terganggu oleh batuk atau sesak yang terjadi pada malam hari.
  • Pada kondisi yang keparahannya lebih lanjut, bisa menyebabkan batuk berdarah.
  • Suara batuk yang sangat berat dan bunyi khas seperti pipa air.

Biasanya kondisi seperti ini sudah sangat membutuhkan perubahan gaya hidup, terapi obat dan lainnya. Kanker paru berbeda dengan radang tenggorokan atau batuk biasa. Oleh karena itu, bila beberapa kondisi mulai terasa, apalagi kita memiliki penyakit bawaan di sistem pernafasan, sebaiknya perbaiki gaya hidup dari sekarang.

Salah satu pemicu kanker paru paru adalah gadget saat begadang

ilustrasi penggunaan gadget saat malam
Sumber gambar

Di era digital ini, sebagian besar orang menghabiskan waktu mereka di depan layar gadget, baik itu smartphone, tablet ataupun komputer. Tentu saja semua punya kepentingan. Misalnya berkomunikasi, menonton film, mengerjakan tugas akhir atau mengerjakan pekerjaan yang belum selesai dari kantor.

Meski demikian, kita tetap perlu memiliki disiplin diri terhadap screen time atau durasi menatap layar. Hal ini bukan hanya berdampak pada paru-paru, namun juga kesehatan mata, saraf dan otak. Berlama-lama dengan gadget kerap membuat kita tidak bergerak dan berada di satu postur yang sama. Hal ini bila berakumulasi, dapat mempengaruhi kondisi dan menimbulkan penyakit. Seperti HNP (saraf terjepit), penurunan daya penglihatan, gangguan pernafasan dan pencernaan.

Bagaimana jika sedang berada di siklus yang harus begadang?

Beberapa orang memang perlu begadang, biasanya karena tuntutan pekerjaan. Lantas, apakah kondisi mereka tidak tertolong dan akan terkena masalah paru atau lainnya?

Ada beberapa cara untuk mengimbangi gaya hidup kurang tidur atau jam tidur terbalik ini. Namun di hari libur, kita perlu lebih rileks dan mengelola kesehatan jiwa dan raga. Berikut beberapa tips yang bisa kita coba:

  • Konsumsi lebih banyak air putih sesuai kebutuhan tubuh.
  • Mengurangi atau berhenti merokok/konsumsi alkohol.
  • Menghindari area dengan polutan dan radiasi tinggi.
  • Cukupkan jam tidur minimal 6 jam dalam sehari.
  • Memenuhi kebutuhan sayur dan buah harian, bila perlu konsumsi vitamin.
  • Mendapat sinar matahari yang cukup. Hal ini bukan hanya berlaku saat pandemi, sebab sinar matahari membantu tubuh mendapatkan vitamin D yang baik dan jumlah besar.
  • Sempatkan olahraga 150 menit dalam seminggu. Bisa kita pisah dalam beberapa hari yang berbeda, misalnya 30 menit sehari dan 5 kali seminggu.
  • Pada hari libur, beristirahat lebih banyak.

Beberapa orang memiliki ketahanan tubuh yang baik, sehingga meski gaya hidupnya berantakan, namun tidak mengalami permasalahan kesehatan yang serius. Tentu hal itu patut disyukuri, tapi sebaiknya tidak meremehkan. Sebab, efek samping dari gaya hidup itu mungkin akan kita tuai di usia yang lebih lanjut.

BACA JUGA: 8 Cara Meredakan Batuk Tidak Spesifik Secara Alami

Bila menjalani gaya hidup yang baik, kita minim risiko kesehatan. Demikian pula sebaliknya, saat muda sering merokok, dapat menimbun plak di pembuluh darah yang baru terasa di masa tua. Mari memelihara kesehatan dari gaya hidup yang dapat menjerumuskannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *