Gejala Corona Virus Varian Baru B 1.1.7 Perlu Anda Kenali
Gejala Corona virus terutama varian baru cenderung menunjukkan tanda-tanda yang kurang khas.
Virus Corona varian baru, B.1.1.7 merupakan salah satu varian virus Corona SARS-CoV-2. Varian ini pertama kalinya di Inggris. Bahkan dari beberapa laman menyebutkan strain ini sudah muncul sejak September 2020 lalu.
Angka kesakitan B.1.1.7 ini tergolong tinggi karena penyebarannya sangat cepat. Saat melanda Inggris, virus ini dikaitkan dengan beberapa kasus kematian.
Kini bisa saja virus varian baru ini telah menyebar ke berbagai negara.
Gejala Corona Virus
Ternyata virus Corona baru ini menunjukkan perbedaan signifikan pada gejalanya.
Sebuah survei Kantor Statistik Nasional di Inggris mensurvei orang-orang dengan tes Covid-19 positif antara 15 November 2020 dan 16 Januari 2021. Kemudian sekelompok orang ini menceritakan tentang gejala yang mereka alami dalam tujuh hari sebelum tes.
Batuk merupakan gejala paling umum (35 persen) pada kelompok yang terinfeksi varian baru. Gejala umum lainnya adalah kelelahan/lemas (32 persen), sakit kepala (32 persen), nyeri otot (25 persen), sakit tenggorokan (22 persen) dan demam (22 persen).
Hanya sekitar 15 persen dengan varian baru melaporkan kehilangan indra perasa atau bau, dibandingkan dengan 19 persen dari mereka yang terinfeksi virus Corona asli.
Jika sebelumnya gejala hanya demam dan sesak napas, kini gejala Corona virus baru dapat memunculkan berbagai keluhan sehari-hari, seperti cegukan.
Tidak mengherankan bahwa varian baru akan menyebabkan gejala yang agak berbeda karena varian baru ini memiliki perubahan pada kode genetiknya sehingga menghasilkan protein yang berbeda pula. Ini sebabnya dapat mengubah cara virus berinteraksi dengan tubuh.
Beberapa studi juga menemukan cegukan kemungkinan dapat mengindikasikan gejala Corona virus yang bisa dibilang sangat jarang atau langka dan tidak biasa. Sebuah studi tahun 2020 lalu mencatat cegukan terus menerus menjadi satu-satunya gejala akibat virus Corona varian baru pada laki-laki usia 64 tahun
Mereka juga melakukan tes darah dan pencitraan paru-paru. Hasilnya menunjukkan adanya tanda infeksi pada paru-paru dan kadar sel darah putih yang rendah. Tes lanjutan untuk Covid 19 juga mengungkapkan hasil yang positif.
Bagaimana di Indonesia?
Kementerian Kesehatan mengungkap terdapat dua kasus mutasi B1.1.7 pada hasil pemeriksaan terhadap 462 sampel dengan metode Whole Genome Sequencing (WGS). Adanya mutasi pada virus B.1.1.7 menjadikan virus ini lebih cepat menular (70 persen) ketimbang varian virus Corona lainnya.
Bahkan virus yang sudah bermutasi ini mampu memperbanyak diri (bereplikasi) lebih banyak dalam tenggorokan.
Itu sebabnya untuk mencegah masuknya dan menyebarnya virus ini, pihak pemerintah melakukan monitoring, penjagaan ketat pada beberapa pintu masuk Indonesia dan melakukan surveilans kedatangan dari luar negeri.
Menurut Dr. Erlina Burhan, MSc, SpP(K) dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menyatakan varian baru virus Corona ini selain bisa menularkan pada orang yang belum pernah terkena Covid-19, juga dapat menginfeksi penyintas Covid 19.
Para penyintas Covid 19 akan memiliki antibodi terhadap Covid 19 namun hanya bertahan selama 3-12 bulan. Setelah antibodi ini lenyap, maka penyintas memiliki kemungkinan reinfeksi dengan mutasi virus Corona baru.
Tetap Mengusung 3 M
Itu sebabnya masyarakat dan/atau penyintas Covid 19 tetap harus menjalankan protokol kesehatan untuk membantu mencegah tubuh terinfeksi virus Corona yang menyerang saluran pernapasan.
Memakai masker, menjaga jarak sekitar 1 meter dan mencuci tangan secara rutin dengan sabun harus selalu Anda terapkan. Jangan lupa juga perlu mengonsumsi makanan sehat bergizi. Asupan vitamin juga perlu Anda lakukan yang kesemuanya itu dapat membantu memperbaiki atau meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan tubuh yang baik sangat Anda butuhkan untuk berperang melawan penyakit infeksi.
Jangan lupa bila Anda mengalami gejala tertentu yang kemungkinan mengarah ke Covid 19 atau pernah kontak dengan penderita Covid 19, segera lakukan tes swab PCR di GSI Lab.